About
Tentang Saya
Wangi Maisanda, seseorang yang suka menulis. bukan karena merasa paling bisa, tapi karena ada banyak hal di kepala yang rasanya lebih lega kalau dituangkan lewat kata. Lahir di Pontianak, 02 Mei 2003 bertepatan dengan Hari Pendidikan. Suka menulis catatan reflektif tentang kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, keluarga, teman dan sahabat.
Tak hanya suka menulis, saya juga menyukai editing. baik editing video maupun gambar, seperti pembuatan poster dan banner (meskipun masih belajar yaa). Tadinya saya kurang percaya diri untuk mengekspos apapun, tapi setelah saya belajar banyak hal dari Yayasan Indah Berbagi, ternyata banyak juga hal positif yang didapatkan, bisa dijadikan personal branding, portofolio visual, dan bisa juga melihat kemampuan komunikasi dan estetika.
Tentang Blog
Blog ini lahir dari campuran rasa:
Rasa ingin cerita, rasa ingin didengar, dan kadang… rasa ingin dipahami.
Saya suka mengamati hal-hal kecil yang sering dilewatkan orang.
Tentang bagaimana satu kutipan bisa mengubah cara pandang, atau bagaimana satu kejadian sepele bisa nyangkut di hati selama bertahun-tahun.
Buat saya, hidup itu bukan cuma soal pencapaian besar, tapi juga tentang momen-momen kecil yang membentuk siapa kita hari ini.
Masa remaja saya penuh warna: ada tawa, ada tangis, ada luka juga.
Tapi dari situlah saya belajar. Tentang siapa yang benar-benar ada, tentang cara berdamai dengan diri sendiri, dan tentang pentingnya terus jalan, meskipun pelan.
Sekarang, saya menulis bukan cuma untuk saya sendiri, tapi juga untuk kamu.
Siapa tahu, ada satu kalimat di blog ini yang relate sama kehidupanmu
Si Introvert Menjadi Relawan
Walau saya tergolong orang yang lebih nyaman menyendiri dan sering canggung di keramaian, ternyata hidup suka kasih kejutan kecil. Salah satunya saya menjadi Relawan Sosial sekitar 2 tahunan.
Awalnya saya pikir, “Ah, saya nggak cocok. Saya bukan tipe orang yang mudah ngobrol, apalagi bersosialisasi dengan banyak orang baru.” Tapi perlahan, lewat kegiatan-kegiatan sederhana seperti membantu distribusi donasi, ikut pelatihan komunitas, atau sekadar jadi tim dokumentasi, saya belajar hal-hal yang nggak bisa saya temukan di dalam kamar.
Menjadi relawan nggak selalu harus cerewet atau jago bicara. Kadang, cukup hadir, dengar, dan benar-benar peduli. Dari situ, saya mulai pelan-pelan belajar membuka diri. Bukan untuk jadi orang lain, tapi untuk tumbuh dengan cara saya sendiri.
Introvert bukan berarti anti-sosial.
Dan kegiatan sosial bukan cuma milik mereka yang lantang bersuara.
Kadang, suara yang paling pelan pun bisa sampai, asal tulus.
wawancara saat kampung ramadhan |
kegiatan posyandu |
Komentar
Posting Komentar